Selasa, 15 Februari 2011
Rungokno ilmu, masio soko wong sudra pepeki
Aku kadang tidak enak ketika mau membuat sebuah tulisan yang ditujukan kepada orang Indonesia itu. Bukannya kenapa, tapi orang Indonesia itu kebanyakan sudah ppintar atau tepatnya merasa sudah pada pintar semua. Jadi ketika saya membuat sebuah tulisan yang mungkin temanya sama, jarang sekali yangbmau membacanya. Saya seolah menggurui seorang ilmuan, hehehe…. Orang jawa bilang: Nguyahi segoro. Samudra kok sigarami, ya nggak ada manfaatnya, kira-kira begitu.
Tapi apakah itu sebenarnya yang benar menurut agama kita? Bukankah dalam agama kita disuruh untuk tetap mendengarkan segala ilmu walaupun itu telah didengar seribu kali? Sesungguhnya itulah yang sebaiknya kita lakukan. Orang yanbg berilmu bukanlah mereka yang sudah bosan dengan ilmu itu setelah didengarnya satu kali, tapi orang yang berilmu adalah mereka tang tetap antusias walaupun ilmu itu telah didengarnya seribu kali. Bedgitulah menurut kitab Ta’limul muta’alikm.
Sejurus dari kenyataan itu, kadang orang kurang tertarik dengan ilmu yang dibicarakan oleh orang yang derajtnya di bawahnya. Hal ini sebenarnya ironi. Bagaikmana tidak? Ilmu yang begitu bermanfaat jadi tak tersampaikan kepadanya. Seolah dia dikasih makanan lezat tapi dia menulaknya mentah-mentah. Bagaimana seharusnya? Jika kita mau sedikit mengesampingkan ego, kita akan mendapatkan makanan lezat itu.
Sudahlah, tak usah peduli siapa itu. Selana nasehat itu bagus, kenapa tidak? Walaupun toh itu berasal dari kaum sudra sekalipin. Orang arab dalam syairnya mengatakan:
Lihatlah apa yang dikatakan. Jangan melihat siapa yang mengatakan
Nah, kini masihkan rasa angkuh menghalangimu dari tersampainya sebuah alat pengangkat derajat manusia(ilmu) itu? Sebuah mutiara telah ada di depanmu dan diberikan kepadamu tapi kamu tak mau mengambilnya, sebuah roket berkecepatan cahaya dipersilahkan untuk kau kendarai tapi kau menolaknya, kunci istana diserahkan cuma-cuma kepadamu dan kamu menolaknya hanya karena yang memberinya seorang budak yang atheis. Ah sungguh malang nian nasip si angkuh…..
Makasih telah mau membaca……
Selengkapnya...
Langganan:
Postingan (Atom)